Sejak masa lampau, perempuan sering kali menjadi penjaga harmoni dalam keluarga dan masyarakat. Dalam berbagai budaya Indonesia, perempuan kerap memegang peran penting sebagai jembatan antar komunitas, merawat nilai-nilai toleransi di tengah keberagaman. Kisah-kisah perjuangan ini terus berlanjut hingga masa kini, seperti yang dituangkan dalam buku “Perempuan Penggerak Perdamaian (Cerita Perempuan Lintas Iman Menjaga Perdamaian di Ciayumajakuning)”.
Melalui buku ini, para penulis meruntuhkan anggapan bahwa peran perempuan tidak signifikan. Buku ini mengangkat kisah perjuangan perempuan dari beragam identitas sosial yang bekerja keras untuk menghidupkan, menumbuhkan, dan merawat toleransi. Terbitan Lembaga Fahmina ini menjadi bukti bahwa perempuan memiliki kekuatan besar dalam membangun dialog lintas iman.
Pada 5 Oktober 2024, Beda Setara mengadakan acara Peluncuran dan Bincang Buku “Perempuan Penggerak Perdamaian (Cerita Perempuan Lintas Iman Menjaga Perdamaian di Ciayumajakuning)”. Lebih dari 100 peserta hadir dari berbagai latar belakang agama, budaya, serta organisasi yang berbeda.
Acara ini bertujuan untuk mendokumentasikan kisah inspiratif perempuan, seraya menyadarkan masyarakat akan pentingnya peran mereka dalam menciptakan dan mempertahankan perdamaian di tengah keberagaman. Beda Setara mengajak anak muda, khususnya perempuan, untuk lebih berani menyuarakan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Selama ini, banyak anak muda yang ragu untuk terlibat dalam kampanye kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB), padahal, peran mereka sangat berarti bagi masa depan Indonesia yang lebih damai.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan toleransi dan perdamaian, salah satunya melalui budaya. Dari perspektif Beda Setara, budaya adalah alat yang sangat kuat untuk membangkitkan dialog kerukunan karena sifatnya yang universal dan mudah diterima masyarakat.